Brand image adalah representasi dari keseluruhan persepsi terhadap brand. Brand image berhubungan dengan sikap yang berupa keyakinan dan preferensi terhadap sebuah brand.
“Citra adalah seperangkat keyakinan, ide, dan kesan, yang dimiliki oleh seseorang terhadap suatu objek.” – Kotler
Brand image adalah apa yang konsumen pikirkan dan rasakan ketika mendengar atau melihat sebuah brand. Image konsumen yang positif terhadap suatu brand lebih memungkinkan konsumen untuk melakukan pembelian. Brand yang lebih baik juga menjadi dasar untuk membangun image perusahaan yang positif.
Komponen dari Brand Image
Menurut Joseph Plummer, brand image terdiri dari tiga komponen, yaitu:
- Product attribute, berupa hal-hal yang berkaitan dengan brand tersebut, seperti kemasan, rasa, harga, dan lain-lain;
- Consumer benefits, berupa fungsi produk dari brand tersebut;
- Brand personality, berupa asosiasi mengenai sebuah brand apabila brand tersebut adalah manusia.
Brand Image dan Faktor yang Mempengaruhinya
Menurut Sutrisna, indikator yang dapat mempengaruhi brand image tergantung dari beberapa persepsi konsumen mengenai:
- Pengenalan produk;
- Kualitas produk yang digunakan;
- Ukuran kemasan produk yang tersedia;
- Daya tahan;
- Desain atau model kemasan;
- Warna produk;
- Harga;
- Lokasi produk dipasarkan.
Faktor-faktor tersebut memiliki daya tarik tersendiri dan dapat memiliki hubungan antara satu dengan yang lainnya. Penilaian konsumen terhadap kesan dan citra dari brand juga berpengaruh terhadap faktor-faktor tersebut.
Proses Pembentukan Brand Image
Pembentukan brand image memiliki kaitan yang erat dengan persepsi yang ada terhadap brand tersebut. Proses pembentukan disebut dengan positioning. Saat perbedaan dan keunggulan suatu brand dihadapkan dengan brand lainnya, maka muncul istilah brand positioning.
Agar posisi suatu brand menjadi kuat, tentu harus dikenal terlebih dahulu dengan cara menempatkan brand dalam pikiran konsumen. Keberadaan brand dalam pikiran terbatas pada pengenalan brand. Pada tingkatan paling rendah, di mana hanya sekedar mengetahui keberadaan brand, konsumen belum dapat membentuk persepsi mengenai brand tersebut.
“Proses asosiasi merupakan bentuk pengorganisasian stimulus guna membentuk persepsi.” – Simamora
Persepsi inilah yang pada akhirnya akan membentuk suatu citra tertentu terhadap suatu brand.
Berdasarkan penjelasan tersebut dan dari artikel sebelumnya mengenai brand identity, dapat disimpulkan bahwa brand image adalah cara sebuah brand dipersepsikan oleh konsumen dan brand identity adalah visual bisnis atau gambaran dari pengalaman yang dibentuk oleh perusahaan.